• Gaharu Keluarga

Apa itu Gaharu Keluarga?

Laporan World Economic Forum 2020 menggarisbawahi bahwa keputusan kita sekarang akan menentukan masa depan seluruh generasi dan juga masa depan bumi ini. Tidak cukup lagi bagi anak-anak dan anak muda untuk dapat mendapatkan pendidikan formal. 


Masa depan yang telah hadir sekarang adalah masa depan yang penuh disrupsi; kita harus mampu beradaptasi dengan cara hidup, cara bekerja, cara belajar, dan cara berkembang baru. 


Gerakan Pembaharu (Gaharu) Keluarga adalah tempat dan komunitas bagi keluarga Indonesia untuk belajar dan tumbuh menjadi keluarga yang tangguh, berkepedulian sosial, dan inovatif dalam menghadapi dunia yang terus berubah dengan cepat – sehingga mampu mewujudkan harapan dan cita-citanya.


Gaharu Keluarga berbagi beragam cerita, podcast, permainan, panduan diskusi, artikel, dan banyak lagi beragam cara kreatif untuk mengembangkan generasi baru yang akan membangun masyarakat dan negara yang bertanggung jawab, adil, tangguh, lestari dan sejahtera – sejak dini, mulai dari keluarga.  


Diawali dengan komitmen bersama dari Ashoka dan beragam organisasi / individu penggerak LLHPB Aisyiyah, Fatayat NU, IBEKA, Institut Ibu Profesional, KBR, PEKKA, PESADA, Rahima, SEJIWA, Tanoker, Maria Angelita, Azzam Habibullah dan Syazwan Luftan Riady, Gaharu Keluarga mengajak seluruh keluarga Indonesia ikut serta menumbuhkan empati dan ketrampilan menggerakkan perubahan untuk masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan. 


Cek dan coba beragam buku cerita, podcast, permainan, diskusi dan banyak lagi yang dikumpulkan untuk keluarga pembaharu Indonesia.  

Serial Podcast Ini Baru Keluarga 

Mengarungi hidup dengan sekelompok orang yang kita namai keluarga adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan suka cita, haru biru, dan juga tantangan. Selain tantangan mengelola keuangan, komunikasi, pengasuhan, dan banyak hal, keluarga juga mendapatkan tantangan dari luar, dari masyarakat, dan dari bumi yang juga mengalami krisis. ​

Serial podcast ini membedah beragam tantangan dan masalah yang ada di sekitar kita, dan bagaimana keluarga Indonesia bisa ikut menggerakkan perubahan untuk kepentingan bersama, sehingga menumbuhkan generasi baru yang berani menghadapi tantangan, mampu berinisiatif dan bersemangat untuk ikut serta menjadi bagian dari solusi bagi kepentingan orang banyak. ​

Podcast Ini Baru Keluarga

Seperti apa bayangan kamu akan keluarga yang ‘ideal’? Seperti apa sih keluarga yang bisa menghasilkan generasi penerus yang moncer? Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat, dan di dalam keluarga lah nilai bisa ditanamkan dan ditumbuhkan.

Kami percaya kalau nilai-nilai pembaharu perlu ditanamkan sejak dini dalam keluarga; di mana semua anggota keluarga bisa berperan sebagai motor, pendorong, dan pembaharu. Podcast ini akan mengupas berbagai nilai yang bisa dihidupkan dalam keluarga, menjadi bahan diskusi serta pembelajaran bagi keluarga-keluarga pembaharu lainnya. Sampai kita bisa sampai di suatu titik dan berkata…. Ini Baru Keluarga!

Podcast ini adalah hasil kolaborasi bersama Ashoka Indonesia, Ibu Profesional, Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Rahima, Tanoker Ledokombo dan Aisyiyah serta KBR. 

Cari tahu lebih lanjut tentang organisasi yang berkolaborasi dalam memproduksi podcast Ini Baru Keluarga!

Ada kritik, saran atau usulan tema? Jangan ragu dan malu, kirimkan email ke [email protected] atau DM ke akun Instagram @kbr.id

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 0: Mengapa Kita Perlu Menciptakan Keluarga Pembaharu?

Halo! Selamat datang di podcast Ini Baru Keluarga! Ini adalah hasil kolaborasi 6 organisasi yang sama-sama percaya akan pentingnya semangat pembaharu di diri setiap individu, juga di tingkatan keluarga. Tapi bagaimana cara menyemai nilai-nilai pembaharu itu? Dan nilai-nilai apa sih yang ingin dibangun dalam keluarga pembaharu ini? Kita akan berbincang dengan Nani Zulminarni, Direktur Regional Ashoka Asia Tenggara.

Tak lupa, kita juga akan mengintip cerita-cerita lucu di balik proses produksi tim podcast ini. Fun fact: ini adalah pengalaman pertama bagi teman-teman organisasi untuk membuat podcast lho!

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 01: Curhat Sama Ibu? Ayo Aja!

Kerasa nggak sih kalau kadang komunikasi antara orangtua dan anak itu nggak lancar, atau penuh drama? Kenapa ya itu mesti terjadi? Apakah karena cara komunikasinya yang belum tepat, atau belum produktif? Tapi, gimana sih caranya berkomunikasi secara produktif dengan orangtua? Sugiharti Imas dari Ibu Profesional mau berbagi tipsnya.

Podcast ini diproduksi oleh tim Ibu Profesional.

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 03: Membangun Komunikasi dalam Keluarga.

Keluarga punya peran penting dalam tumbuh kembang anak. Dan ini bakal berhasil kalau diperkuat dengan pola komunikasi dan sikap keterbukaan dalam keluarga. Kita akan berbincang dengan Nani Zulminarni, seorang ibu tunggal yang mengasuh dan mengantarkan ketiga anaknya menjadi anak-anak yang berprestasi. Nani sekarang bekerja sebagai Ketua Yayasan Perempuan Kepala Keluarga. 

Podcast ini diproduksi oleh tim Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) 

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 04: Akad Diet Plastik

Akad diet plastik? Apaan tuh? Akad, bukannya di pernikahan saja? Nah, ini dia cara unik memulai diet plastik - yaitu lewat akad diet plastik. Ini adalah langkah yang diambil seorang aktivis lingkungan, yang membuat perjanjian dengan calon suaminya untuk melakukan gaya hidup rumah tangga yang minim plastik. Yuk kita ngobrol bareng Farah dan Mubarok. 

Podcast ini diproduksi oleh tim Aisyiyah. 

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 05: Kesepakatan Finansial dalam Keluarga.

Konsep suami sebagai penanggung jawab utama ekonomi itu nggak berlaku mutlak. Di beberapa keluarga, ada
istri yang mengambil alih sepenuhnya, ada juga yang saling berbagi, atau malah ada juga yang sepakat untuk tidak ada yang jadi ‘kepala keluarga’ dalam urusan ekonomi. Kita coba kulik lebih jauh dengan Citra Dyah Prastuti, pemimpin media nasional di Jakarta, yang akan berbagi soal kesepakatan finansial yang dia buat bersama suaminya. 

Podcast ini diproduksi oleh tim Rahima.

Ayo, dengarkan! 

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 06: Bermain yang Tidak Main-main.

Bermain kerap dianggap sebagai aktivitas yang tidak ada gunanya. Di Ledokombo, di Jember, Jawa Timur, bermain justru jadi aktivitas yang mendorong berbagai perubahan. Perubahan itu dimotori oleh anak-anak desa yang sebagian besar orangtuanya adalah buruh migran. Simak obrolan dengan Farha Ciciek, pendamping di komunitas bermain dan belajar Tanoker Ledokombo. 

Podcast ini diproduksi oleh tim Tanoker Ledokombo

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 07: Melatih Kebiasaan Baik.

Membangun suatu peradaban tidak bisa dilakukan sendiri; ini perlu keterlibatan semua pihak dalam masyarakat. Dan ini bisa dimulai dengan suatu hal sederhana: membangun kebiasaan baik di diri sendiri. Apa saja kebiasaan yang harus dilatih demi sama-sama mewujudkan suatu peradaban yang baik? Kita simak obrolan dengan Prita, founder Alunan Bunda. 

Podcast ini diproduksi tim Ibu Profesional

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 08: Masa Kanak Sudah Beranak.

Perkawinan anak jadi salah satu sebab banyaknya perempuan tanpa suami; yang akhirnya jadi kepala keluarga. Berdasarkan pengalaman Yayasan PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) selama 20 tahun berjalan ini, banyak perempuan kepala keluarga yang adalah penyintas perkawinan anak. Tak hanya menjadi penyintas, para perempuan kepala keluarga ini juga menyaksikan masih banyaknya kasus kawin anak yang terjadi. Hasil Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas (SPKBK) yang dilakukan oleh Yayasan PEKKA pada 2012 menemukan 545 kasus kawin anak di 111 desa. Dalih menikahkan anak diantaranya adalah untuk keluar dari kesulitan ekonomi, meringankan beban orang tua, menghindari aib bagi keluarga, serta mengikuti tradisi adat dan kebiasaan yang berlaku. Dan itu semua membuat kasus jadi makin pelik. Sebetulnya bagaimana sih dampak psikologis dari perkawinan anak? Kita coba simak perbincangan dengan Lies Marcoes, seorang aktivis perempuan yang memperjuangkan Islam dan gender. 

Podcast ini diproduksi oleh tim Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA)

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 09: Membeli atau Merusak Ya?

Fast fashion adalah tren mode yang terus berjalan cepat, selalu terbaru,  tapi sayangnya merusak dunia. Fast fashion enggak cuman mengancam nyawa manusia karena limbahnya yang mencemari lingkungan. 

Dari produk yang sering kita beli sampai merkuri, di episode ini Aisyiyah akan ngobrolin benang merah yang menjahit problematika fast fashion. Ada harga mahal yang harus dibayar dari satu baju di lemari kalian.

Podcast ini diproduksi tim Aisyiyah

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 10: Berani Keluar dari Lingkaran KDRT.

Membuat perjanjian pranikah belum populer di Indonesia. Bahkan ada beberapa yang menolak karena dianggap membebani salah satu pihak, ada juga yang berpendapat perjanjian pranikah membuat pernikahan tidak lagi dilakukan atas nama cinta. Tapi ada pula yang mendukung perjanjian pranikah. Tujuannya untuk menghindari konflik yang mengandung kekerasan oleh salah satu pihak kepada pasangannya. Jadi apakah sebaiknya perjanjian pranikah dibuat atau tidak ya? Bagaimana hubungan antara perjanjian pranikah ini dengan isu KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga)? Kami berbincang dengan seorang penyintas KDRT yang dirahasiakan identitasnya di sini. 

Podcast ini diproduksi tim Rahima.

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 11: Metamorfosa Anak Ledokombo.

Bermain itu bukan sekadar bermain, karena lewat bermain justru kita bisa mendorong perubahan. Tak percaya? Coba tengok Ledokombo, sebuah kecamatan di Jember, Jawa Timur. Lewat bermain, aspirasi dan kreativitas anak-anak Ledokombo mendapatkan ruang. Lantas bagaimana suara anak-anak Ledokombo yang bermain, juga ikut mendorong perubahan di desanya? Apa yang berubah dari diri mereka? Apa yang mereka ubah lewat bermain? Kita akan berbincang dengan dua anak muda Ledokombo, Atsror Ryan Alif & Mutiara Cahya Nurani.
 
Podcast ini diproduksi oleh tim Tanoker Ledokombo

Ayo, dengarkan!

Cover Podcast Ini Baru Keluarga

Episode 12: Upaya Mewujudkan Inklusivitas.

Setiap orang tentu memiliki tantangan dalam hidupnya. Sebagian teman-teman difabel misalnya dihadapkan pada tantangan seperti dipinggirkan dari lingkungan sosialnya. Padahal bisa hidup inklusif di tengah masyarakat menjadi kebutuhan semua orang. Karena itulah, penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif. Masyarakat yang inklusif berarti mampu menerima berbagai bentuk keberagaman dan keberbedaan serta mengakomodasinya ke dalam lingkungan sosial masyarakat. Nah, episode kali ini membahas soal bagaimana membangun inklusivitas bersama dengan Bu Hamidah, leader dari Magnetic, gerakan untuk mewujudkan lingkungan yang inklusif difabel.

Podcast ini diproduksi tim Ibu Profesional. 

Ayo, dengarkan!

Seri Becoming Changemakers

Zaki pikir ibunya terbuat dari batu. Namun, batu yang kuat dan keras pun bisa berlubang karena tetesan air. Demikian pula dengan ibunya, banyak peristiwa dalam hidup yang menyakiti hati Ibu Nani Zulminarni. Meski demikian, Ibu Nani malah semakin kuat menjalani hidup. Ia bahkan menolong perempuan-perempuan yang memiliki nasib kurang beruntung.

Apa yang membuat Zaki bangga pada ibunya? Ayo kita baca buku ini sampai selesai.

Pak Harry akan mengajari orang-orang desa menulis. Labih ingin melihatnya. Pelajaran menulis Pak Harry berbeda dengan yang didapatkannya di sekolah. Kata Ayah, jenis tulisan itu disebut pesan. Pesan yang dapat mengubah kondisi di desa Labih. Hmm ... apakah pesan itu dapat memperbaiki jalan yang rusak dan sekolah Labih yang bocor? Wah, pesan ajaib! Bagaimana pesan itu bekerja?

Puni mencintai desa sejak kecil. Menurutnya desa punya segalanya; bahan pangan dan alam yang indah. Namun orang-orang desa tak selalu dapat menikmati kekayaan itu. Tiap Puni mengunjungi desa di negara lain, Puni selalu mempelajari apa yang membuat desa-desa itu sejahtera. Puni tahu. Warga desa dapat mengolah kekayaan alam di desa menjadi sesuatu yang lebih berharga! Dengan cara itu, desa Indonesia menjadi sejahtera.

Nabila kecil ingin menjadi perempuan hebat seperti ibu Linda Gumelar. Saat bergabung dengan OSIS SMP, Nabila berhadapan dengan siswa-siswi bermasalah. Tugas OSIS membuat Nabila dijauhi teman-temannya. Padahal Nabila ingin sekali membantu mereka. Hingga akhirnya Nabila menemukan sebuah metode CDEF untuk membantu siswa-siswi bermasalah. Namun guru dan pihak sekolah menentang.

Apa itu CDEF? Yuk, temukan kisah Nabila dalam buku ini!

Di suatu pantai di Pulai Bali yang indah, ada hutan bakau yang penuh dengan sampah. Yuyun sedih melihatnya. “Kenapa bisa ada begitu banyak sampah di sini?”Yuyun lalu mencari tahu. Ternyata, sampah itu berasal dari hotel-hotel di sekitar hutan bakau. Yuyun lalu menyampaikan kondisi hutan bakau kepada para manajer hotel. Namun, mereka tidak peduli.

Bagaimana Yuyun membuat perubahan dan membuat hutan bakau kembali bersih? 

Sungai Brantas tercemar. Airnya bau dan banyak sampah. Ada pabrik kertas didirikan di pinggir sungai. Pabrik itu membuang limbah tanpa diolah. Prigi dan ayahnya ingin berbuat sesuatu agar Sungai Brantas bersih kembali. Mereka menemui banyak rintangan, dan perjuangan yang panjang.

Bagaimana cara Prigi dan ayahnya menjadi “Kesatria Sungai”? 

Di Kalimantan, tidak semua anak mendapat pendidikan merata. Alvian dan teman-temannya ingin membantu. Namun, usahanya tidak mudah. Ada banyak hal yang harus dia hadapi.

Bagaimana Alvian membantu anak-anak di sana? 

Hutan bakau di Pantai Tongke-Tongke rusak. Itu berarti, ombak besar bisa kapan saja menghantam desa di pinggir pantai. Hidayat Palaloi ingin membantu. Dia ingin menanam hutan bakau agar desa di pinggir pantai aman dari terjangan air laut. Namun, tak semua warga setuju.

Akankah Hidayat berhasil meyakinkan para warga untuk menanam kembali hutan bakau? 

Masuk ke dalam hutan belantara, mengusir para penebang pohon, ikut berburu kancil, landak, dan ular! Semua itu Butet lakukan agar bisa dekat dengan suku Orang Rimba. Ikuti keseruan Butet Manurung saat mendirikan Sokola Rimba! 

Desa nenek dalam bahaya. Orang-orang buang sampah smbarangan. Sampah-sampah menumpuk dan berubah menjadi monster.  

Luftan teman-teman pun beraksi! Mereka bersama-sama melawan monster menjijikan itu. Ayo, Luftan dan teman-teman membutuhkan bantuanmu! 

RJ sangat senang bermain game. Peralatan gaming-nya lengkap. Jika ada yang rusak, dia beli lagi. Sampai akhirnya, sampah elektronik menumpuk di rumahnya. “Sampah elektronik sebaiknya dibuang ke mana?” tanya RJ.

Yuk, berkenalan dengan RJ, sang Pahlawan Sampah Elektronik. 

Itrin lahir di Pulau Sumba. Bermimpi ingin melihat dunia. Tak pernah letih Itrin belajar, karena mimpi harus dikejar. Ikuti kisah Itrin, sang Penenun Mimpi. Sebarkan cahaya ke seluruh negeri. 

Acara Gerakan Pembaharu Keluarga

FAQs

Q: Apa itu Ashoka Indonesia?​

Ashoka adalah lembaga non-profit global yang bergerak di bidang sosio-entrepreneur. Ashoka Indonesia didirikan pada tahun 1983, hingga saat ini Ashoka Indonesia sudah berhasil mendorong lebih dari 180 Ashoka Fellow dari seluruh Indonesia yang aktif dalam berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, serta partisipasi sipil. ​

Ashoka membayangkan dunia Everyone is A Changemaker di masa depan; dunia yang merespon tantangan sosial dengan cepat dan efektif, dimana setiap orang memiliki kebebasan, kepercayaan diri dan dukungan masyarakat untuk mengatasi beragam masalah sosial dan mendorong perubahan di lingkungannya. 

Q: Apa itu Gaharu Keluarga?

Gerakan Pembaharu (GAHARU) Keluarga merupakan inisiasi Ashoka bersama mitranya untuk membangun ekosistem keluarga yang memungkinkan setiap anak memiliki ketrampilan empati dan setiap remaja bertumbuh kembang menjadi pembaharu di lingkungan masing-masing. ​

Gaharu Keluarga Indonesia bertujuan mewujudkan dunia dimana setiap orang adalah pembaharu - Everyone a Changemaker (EACH)

Q: Mengapa gerakan ini diperlukan?

Kemajuan teknologi, perubahan iklim, pandemi, serta banyak hal lainnya mengakibatkan perubahan yang semakin cepat di berbagai aspek kehidupan. Pertanyaan besar yang kita harus jawab bersama adalah “Bagaimana menciptakan iklim tumbuh kembang anak yang mengasah empati mereka serta mengajak mereka mau dan mampu berkontribusi bagi masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan?”​

Ashoka mengajak berbagai mitra strategis untuk membangun Gerakan Pembaharu (GAHARU) Keluarga untuk menjawab tantangan ini. Gerakan ini membangun keluarga yang memampukan anak-anak menjadi pembaharu, dan keluarga menjadi agen perubahan bagi sekitarnya. 

Q: Apa saja kegiatan Gaharu Keluarga?

Langkah pertama dalam gerakan ini adalah menggandeng beberapa organisasi strategis untuk membahas tantangan-tantangan dalam keluarga yang berimbas pada tumbuh kembang anak, serta hal apa yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi tantangan-tantangan menjadi keluarga di abad ke 21.​

Langkah selanjutnya merekrut kader-kader organisasi strategis untuk diberi Pelatihan Fasilitator Gaharu Keluarga agar mereka mampu mengajak dan mendinamisasi keluarga-keluarga yang akan bergerak bersama. ​

Keluarga yang terlibat dalam Gaharu Keluarga akan mendapat pendampingan untuk memahami, mendiskusikan dan merancang aksi perubahan dalam keluarga dan komunitasnya. Berbagai pendekatan interaktif seperti seri podcast, buku cerita, video pendek, toolkit, modul, maupun aneka permainan partisipatif keluarga dikumpulkan sebagai sumber referensi belajar bersama. 

Q: Apa saja prinsip dan nilai yang didorongkan oleh Gaharu Keluarga? ​

Keluarga adalah sebuah unit sosial terkecil yang amat berdaya untuk membina kekuatan individu, menciptakan budaya bersama, serta menginkubasi generasi masa kini dan masa datang yang mampu mengatasi tantangan perubahan, dan pada akhirnya bersama-sama menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih adil, tangguh, sejahtera, dan berkelanjutan. ​

Keluarga tidak hanya sebatas ayah-ibu-anak-kakek-nenek yang memiliki ikatan biologis, tetapi juga keluarga non biologis maupun non ideal seperti keluarga asuh, keluarga ibu tunggal, keluarga buruh migran, dsb. ​

Gaharu Keluarga mengedepankan prinsip inklusi, lintas generasi, kesetaraan, keadilan, kedamaian, keberdayaan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi setiap orang di dalamnya.​

Gaharu Keluarga berupaya membudayakan cara pandang serta keterampilan pembaharu dalam keluarga; sehingga setiap individu memiliki keterampilan Empati, mampu membangun Kolaborasi, mengasah kemampuan Kepemimpin, serta berlatih menjadi Pembaharu bagi kemaslahatan bersama.

Q: Siapa saja pendukung Gaharu Keluarga? ​

Dengan pendekatan kepemimpinan kolektif, Gaharu Keluarga diusung oleh Ashoka bersama 13 organisasi strategis, perwakilan Ashoka fellow dan Ashoka Young Changemakers, yakni: ​

  • Aisyiyah​
  • Fatayat Nadhatul Ulama​
  • RAHIMA​
  • Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA)​
  • Ibu Profesional​
  • TANOKER​
  • PESADA​
  • Yayasan SEJIWA​
  • IBEKA​
  • KBR​
  • Komunalian​
  • Main Bareng Project​
  • Tuntungan Board Game

​ Q: Bagaimana saya bisa berpartisipasi?

Membangun gerakan keluarga membutuhkan banyak dukungan. Siapa pun Anda, bisa berkontribusi untuk mendorong Gaharu Keluarga. Apa yang bisa Anda lakukan? ​

  • Dukungan in-kind berupa jasa maupun barang ​
  • Dukungan pendanaan   ​
  • Perluasan jaringan ​
  • Relawan Gaharu Keluarga ​

Q: Bagaimana saya bisa mendapat informasi lebih lanjut? ​

Jika Anda memiliki pertanyaan maupun masukan untuk Gaharu Keluarga, silahkan menghubungi kami melalui: ​

  • Rina Kusuma (Purpose 1 Manager Ashoka Indonesia)  ​
  • Email: [email protected]
  • Website: ​
  • Instagram:  instagram.com/ashoka.id