Membangun Masa Depan Pendidikan Melalui Gerakan Transformasi Pembelajaran
Selama 2 tahun terakhir, Ashoka bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah), khususnya Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA), telah mengembangkan Gerakan Transformasi Pembelajaran di 8 provinsi di Indonesia. Kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sekolah, dan mitra pembangunan lainnya seperti Jabar Masagi, dengan tujuan melakukan transformasi nyata pada proses pembelajaran di kelas.
Reformasi pendidikan sering kali hanya berdampak pada perubahan di permukaan tanpa menyentuh akar permasalahan dalam praktik pengajaran di kelas. Melalui Gerakan Transformasi Pembelajaran, Direktorat SMA, Ashoka, dan Jabar Masagi, berupaya menempatkan guru dan kepala sekolah sebagai agen perubahan, yang mampu memahami dan mengatasi permasalahan pendidikan di sekolah masing-masing. Hal ini selaras dengan semangat Everyone A Changemaker; guru adalah pembaharu.
Mulai dari Bengkulu hingga Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Provinsi berkomitmen menjalankan gerakan ini dengan melibatkan 20 SMA di setiap provinsi, di mana setiap sekolah diwakili oleh lima orang, termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Mereka didorong untuk tidak hanya memahami konsep Gerakan Transformasi Pembelajaran tetapi juga untuk mengidentifikasi tantangan dan menyusun rencana tindak lanjut yang konkret.
Dalam sesinya, Ashoka memperkenalkan langkah 5R Meraih Perubahan (RASA, RAIH, RANCANG, RENCANA, RAWAT) yang mengajak guru-guru untuk berpikir kreatif dan adaptif dalam menghadapi perubahan zaman. Melalui tahapan ini, guru-guru didorong untuk merespon tantangan di sekolah dengan model pembelajaran yang lebih kontekstual dan inovatif, serta mendorong siswa untuk menjadi changemaker di lingkungan mereka.
Sesi ini mendapatkan respons positif dari para guru. Beberapa pembelajaran yang didapat antara lain, “Perubahan itu butuh aksi nyata,” dan “Ketika kita berkolaborasi, masalah di sekolah dapat terselesaikan dengan baik.” Guru-guru juga mengakui pentingnya berpikir kritis dan berbagi ide dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang ada di sekolah.
Gerakan Transformasi Pembelajaran adalah bukti bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil namun bermakna. Dengan semangat kolaborasi dan empati, Ashoka bersama dengan Direktorat SMA berkomitmen untuk terus mendorong transformasi pendidikan di Indonesia, sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka sepenuhnya dan menjadi pembawa perubahan di masyarakat.