Tantangan Komunikasi dalam Keluarga: Melangkah Menuju Perubahan Bersama dengan Dakaru
Tantangan Komunikasi dalam Keluarga: Menghadapi Perubahan Bersama
Tahun 2020 merupakan tahun titik balik sejarah peradaban manusia. Pandemi COVID-19 melanda dunia dan mengubah segalanya. Semuanya telah berubah secara radikal mulai dari cara kita bekerja, cara kita berkomunikasi, cara kita belajar, dan cara kita memandang keluarga.
Pandemi ini merupakan pengingat bahwa kita harus bersiap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian dan perubahan yang cepat. Di tengah perubahan besar tersebut, peran keluarga menjadi semakin penting. Keluarga bukan sekadar tempat makan bersama atau tidur malam. Ini adalah tempat di mana nilai-nilai, keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk bertahan hidup dan berkembang di dunia yang terus berubah diajarkan dan dipraktikkan.
Keluarga adalah sekolah pertama tempat kita belajar berkomunikasi, bekerja sama, dan menghadapi tantangan. Namun pertanyaannya adalah, apakah keluarga kita siap untuk tugas ini?
Keluarga Dalam Perubahan: Butuh Lebih dari Sekedar Pendidikan Formal
Selama bertahun-tahun, pendidikan formal telah memainkan peran penting dalam mendidik generasi muda. Namun, masa depan yang kini telah tiba membutuhkan lebih dari sekedar kelas di sekolah. Hal ini membutuhkan kemampuan beradaptasi, fleksibilitas, kesadaran sosial dan inovasi. Dan di sini Gerakan Pembaharu (Gaharu) Keluarga tampil sebagai agen perubahan.
Gaharu Keluarga merupakan gerakan yang memiliki visi besar untuk membantu keluarga Indonesia tumbuh menjadi keluarga yang kuat, peduli sosial, dan inovatif. Konsep dasar yang ditanamkan dari Gaharu Keluarga memberikan pemahaman bahwa keluarga adalah unit dasar masyarakat, dan dengan mempersiapkan keluarga, semua orang dapat mempersiapkan masyarakat yang lebih kuat dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Ibu Profesional, sebagai komunitas yang memfasilitasi para ibu untuk belajar ilmu-ilmu tentang manajemen ibu dalam mengelola diri, keluarga dan aktivitas mencoba mengimplementasikan Gaharu Keluarga melalui program Dakaru (Dasa Keluarga Pembaharu). Program ini merupakan langkah konkrit untuk mencapai visi besar Gaharu Keluarga. Karena, dalam menjalankan langkah perubahan dalam sebuah keluarga, dibutuhkan lebih dari sekedar pendidikan formal.
Melakukan Pendidikan Keluarga dengan Model Gamifikasi
Salah satu aspek menarik dari Gaharu Keluarga di Ibu Profesional adalah pendekatannya yang inovatif. Dakaru menggunakan sistem gamifikasi, yaitu menggunakan unsur mekanik game untuk memberikan solusi praktikal dengan cara membangun ketertarikan terhadap kelompok tertentu.
Dalam praktiknya, gamifikasi ini terdiri dari lima tahap, yang masing-masing tahapan melibatkan keluarga dalam perjalanan transformasi yang unik. Mulai dari tahap awal hingga akhir,
setiap tahap dirancang untuk membantu keluarga menemukan potensi tersembunyi mereka, meningkatkan komunikasi dan kerja sama. Pendekatan yang menyenangkan ini membuat proses perubahan menjadi lebih menarik, terstruktur, dan memotivasi.
Seperti apa langkah-langkah tersebut? Berikut penjelasannya.
Tahap 1 - Sungai Kehidupan Keluarga
Tahap pertama dari program ini adalah langkah pertama menuju perubahan yang lebih besar. Keluarga peserta diminta untuk membuat “Sungai Kehidupan Keluarga”. Proses ini membantu keluarga mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mereka dapat tumbuh bersama sebagai keluarga yang lebih berkelanjutan.
Tahap 2 - Puncak Gunung Es
Tahap selanjutnya dari perjalanan ini adalah "Puncak Gunung Es". Di sini, keluarga diminta mencari "bank masalah" dalam keluarga mereka. Hal yang menarik dari tahap ini adalah ketika keluarga menyadari bahwa permasalahan keluarga mereka sebenarnya merupakan tantangan yang menunggu untuk diselesaikan. Saatnya untuk menyadari masalah yang mereka hindari.
Tahap 3- Belajar dari Maestro Changemaker
Pada tahap ini, peserta diminta untuk belajar dari seorang “master mover”; yang memiliki pengalaman membuat perubahan positif dalam keluarganya. Inilah cara Dakaru memastikan keluarga mendapatkan ilmu berharga dan ide-ide segar untuk memecahkan masalah.
Belajar dari pengalaman orang lain memberikan perspektif baru untuk mencapai perubahan. Inilah saatnya keluarga mendapatkan ide dan inspirasi berbeda untuk mulai melakukan perubahan dalam hidup mereka.
Tahap 4 - Membuat Proyek Keluarga
Setelah mengumpulkan ide dan inspirasi dari langkah sebelumnya, keluarga diminta untuk “membuat proyek keluarga”. Ini adalah langkah praktis di mana mereka merencanakan dan menerapkan perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menjalankan proyek keluarga ini bisa berbeda-beda, salah satu contoh pada keluarga peserta Dakaru Salatiga yaitu keluarga Ibu Siti Alfiah dengan proyek keluarga bernama “Chit Chat”. Inilah saatnya ide dan konsep yang sebelumnya hanya di atas kertas menjadi kenyataan dan mempengaruhi kehidupan keluarga yang sebenarnya.
Tahap 5 - Summit
Tahap terakhir dari perjalanan ini adalah Summit. Tahap ini merupakan waktu bagi keluarga untuk mengingat kembali perjalanan mereka, merayakan pencapaian mereka, dan merencanakan langkah selanjutnya untuk tumbuh sebagai keluarga yang tangguh dan kuat.
Tahap ini juga merupakan saat ketika mereka berbagi cerita dengan keluarga lain di acara tersebut, meninggalkan jejak pada perubahan mereka sendiri dan membantu menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Pendekatan gamifikasi ini membantu keluarga mengalami perubahan besar, bukan hanya tentang pendidikan, tapi juga tentang melibatkan, memotivasi dan mendukung keluarga dalam perubahan mereka.
Keluarga mengalami proses yang memungkinkan mereka menemukan potensi terpendam, meningkatkan komunikasi dan merasakan efek positifnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, program Dakaru membantu menjadikan keluarga Indonesia semakin tangguh dan berdaya.
Output yang Ingin Dicapai
Program ini tidak hanya mengenai perubahan keterampilan, namun juga perilaku. Dalam output program Dakaru, kami melihat keluarga-keluarga yang mampu mengubah masalah menjadi tantangan dan solusi, membentuk tim keluarga sendiri, yang aktif menginisiasi ide-ide bagus dan tahu bagaimana memetakan sumber daya mereka untuk kebaikan bersama. juga berperilaku berbeda.
Mereka menjadi lebih berempati, lebih sedikit mengeluh, lebih sering bekerja sama, bergerak dan mengambil tindakan nyata, serta komunikasi mereka menjadi lebih efektif. Semua ini merupakan bagian dari perubahan positif yang dibawa oleh Program Dakaru.
Ada satu kisah dari salah satu peserta, yaitu Ibu Siti Alfiah yang dapat dijadikan pendorong inspirasi. Kisah nyata ini juga dapat mewakili perubahan yang bisa terjadi pada keluarga Indonesia. Cerita dari Ibu Siti Alfiah, di mana beliau adalah salah satu peserta program Dakaru Regional Salatiga yang menarik perhatian saya sebagai seorang fasilitator.
Kehidupan Ibu Siti Alfiah bisa diibaratkan seperti “Ada sedikit rahasia yang masih tersembunyi di balik mentari yang memancarkan cahaya kebahagiaan”. Saat memasuki sesi pertama program Dakaru Regional Salatiga, Ibu Siti dan keluarga tampak seperti keluarga yang sempurna.
Namun, selapis demi selapis, kisah di balik senyuman dan kebahagiaan itu perlahan terungkap. Setelah bertahun-tahun menikah, akhirnya muncul kesadaran bahwa selama ini mereka menyembunyikan masalah besar yaitu komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ibu Siti takut berdebat, takut berbincang, sehingga pada akhirnya mereka lebih memilih menghindar daripada mengutarakan isi hatinya.
Keheningan yang terjaga akhirnya tiba dalam kehidupan Ibu Siti. Lebih dari sepuluh tahun berlalu, perasaan hampa dan kehampaan merembes ke setiap sudut. Kekosongan muncul dari komunikasi yang tak pernah mengalir, kata-kata yang tertahan, perasaan yang tertahan. Menghadapi perubahan, keluarga Siti memutuskan untuk melakukan satu hal yang tampaknya sederhana: memulai proyek keluarga selama 30 hari. Mereka menyebutnya "Chit Chat".
Kesepakatan pun dibuat, yaitu setiap pagi selama 10 menit saat sarapan dan 10 menit sebelum tidur malam mereka saling berbicara. Perubahan yang tampaknya kecil justru membangun jembatan besar dalam keluarga mereka. Chit Chat menjadi ritual sehari-hari yang dinanti-nantikan. Mereka mulai berbicara tentang rencana, perasaan, dan impian. Sepuluh menit yang awalnya terkesan sepele, ternyata menjadi mahkota yang membuat kehidupan berumah tangga mereka semakin bermakna.
Ketika proyek Chit Chat berakhir, perubahan yang terjadi pada keluarga Siti sungguh luar biasa. Hubungan yang dulunya mengambang, kini terikat semakin erat. Perasaan hampa yang mereka rasakan sebelumnya berangsur-angsur hilang. Mereka mulai memahami dengan hatinya, arti mendengarkan dan memberi ruang pada perasaan orang lain.
Dari kisah perjalanan keluarga Siti, ada hikmah penting yang kita petik, yaitu komunikasi adalah fondasi kekompakan keluarga. Tanpa komunikasi, keluarga-keluarga akan menjadi seperti pulau yang terpisah, meskipun mereka tinggal di bawah satu atap.
Kesederhanaan Chit Chat mengajarkan tidak perlu kata-kata yang rumit untuk menyatukan hati. Di era teknologi, gangguan seluler, dan kesibukan yang membutakan, waktu bersama keluarga seringkali terabaikan. Chit Chat menjadi bukti bahwa perubahan positif dalam keluarga bisa terjadi asalkan kita mau membuka pintu komunikasi dan menjalaninya bersama menuju masa depan yang lebih baik.
Masih banyak kisah keluarga lain yang dapat menjadi bahan renungan bersama, inspirasi dan jadi semangat untuk bersama memperbaiki kondisi di dalam masing-masing keluarga. Tentunya, masih sangat panjang perjalanan menyebarkan edukasi keluarga yang tepat, tetapi dengan semakin banyak keluarga yang memiliki kesadaran mengenai pentingnya edukasi keluarga maka akan lebih besar tumbuh keluarga-keluarga yang memiliki kualitas emosional yang baik.
(Cicilia Anita - Ibu Profesional Salatiga, Change Leader Gaharu Keluarga. Pendamping Keluarga dan Penulis Kisah Baik Gaharu Keluarga Salatiga, Jawa Tengah)